Semoga ada manfaatnya...
Senin, 31 Mei 2010
28. Bab Pertama Buku Kebijaksanaan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Kamis, 27 Mei 2010
27. Membuang Beban Tak Perlu
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Rabu, 26 Mei 2010
26. Berpelukan Mesra Dengan Kesedihan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Selasa, 25 Mei 2010
LAT ku Sudah Bertelur
Posted by Satria Lobster Air TawarSampai tadi, (kira-kira 30 menit yang lalu sebelum saya menulis hal ini) semangat saya untuk menulis tentang LAT yang saya pelihara kembali tumbuh. Apa sebab? Sebabnya adalah karena sekarang saya baru saja mengetahui bahwa ternyata LAT saya sudah ada yang gendong telur.
Ceritanya begini, setelah pulang dari kerja (istirahat) saya mendapati anak saya yang manis sedang tertidur pulas. Biasanya setelah pulang kerja saya akan bermain-main dengan anak tercinta. Nah, karena anak saya tidur, saya menjadi tidak ada kegiatan, mau ikut tidur tapi ga ngantuk. Iseng-iseng saya menghampiri tempat penampungan LAT yang ada di dapur, disitu saya terduduk lumayan lama karena memikirkan LAT yang tak kunjung bertelur. Memperhatikan tempat penampungan yang saya buat dengan ala kadarnya dan sekarang sudah tidak mampu lagi menampung air lebih dari 10 cm, karena terdapat kebocoran yang hingga saat ini saya tidak tau di mana bocornya. Jadi, begitulah LAT saya hidup hanya dengan air setinggi 10 cm, ditambah lagi dengan endapan sisa makanan yang begitu tebal seperti lumpur. Hal ini hanya saya biarkan saja selama 1 bulan lebih.
Read More......
2 comments Labels: Lobster Air Tawar
25. Percaya Cinta, Percaya Keajaiban
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Senin, 24 Mei 2010
24. Manusia Terkaya Di Dunia
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Sabtu, 22 Mei 2010
23. Naik Bukanlah Satu-Satunya Jalan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Jumat, 21 Mei 2010
22. Nikmatnya Menjadi Orang Biasa
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
1 comments Labels: Motivasi
Kamis, 20 Mei 2010
21. Ketika Kepintaran Tidak Berguna
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Rabu, 19 Mei 2010
20. Bersahabat Karib Dengan Kebingungan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Selasa, 18 Mei 2010
19. Senyum, Kekayaan Yg Hilang
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Senin, 17 Mei 2010
18. Membuka Gembok-Gembok Kemajuan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Sabtu, 15 Mei 2010
17. Merajut Sutera Keberhasilan
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Jumat, 14 Mei 2010
16. Hari Ini, Hari Terbaik
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Rabu, 12 Mei 2010
15. Kecil Itu Berkah
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Selasa, 11 Mei 2010
14. Berlian Dan Bau Busuk
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Senin, 10 Mei 2010
13. Manusia Paling Beruntung
Posted by Satria Lobster Air TawarKutipan dari : Gede Prama Ideas
Semoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Sabtu, 08 Mei 2010
12. Jatuh Cinta Setiap Hari
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Jumat, 07 Mei 2010
11. Bergelimang Cinta Setiap Hari
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
Karena kecintaan pada keluarga, ada sebagian kegiatan mereka yang harus saya ikuti secara agak intensif. Salah satu dari kegiatan tersebut adalah ikut menikmati musik-musik mereka. Belakangan, ternyata saya menemukan kesenangan tersendiri. Sebagian lirik-lirik lagu kesenangan ABG ini, ternyata menggugah hati dan kalbu. Salah satunya adalah lagu Boyzone dengan judul Every Day I Love You.
Saya kira, kegiatan mencintai setiap hari tidak hanya menjadi monopoli anak muda semata. Ia adalah fundamen paling dasar kehidupan setiap orang. Bedanya hanya terletak pada siapa dan apa yang dicintai saja. Anak muda mencintai pacar mereka. Kita yang sudah dewasa memiliki banyak sekali orang maupun hal yang layak untuk dicintai. Lebih-lebih bagi mereka yang hidup dengan the path of heart. Apa saja yang lewat di depan mata layak dan perlu untuk dicintai. Pohon yang rubuh layak untuk ditegakkan. Puntung rokok yang dibuang sembarangan perlu dipindahkan ke tempatnya. Keran air yang lupa dimatikan orang lain di tempat umum, tidak salah kalau dimatikan. Orang tua yang naik bus umum amat sopan kalau diberi kesempatan duduk. Memasuki sebuah pintu di tempat umum, akan lebih terhormat kalau memegangi pintu sambil mempersilahkan orang lain untuk lewat.
Read More......
0 comments Labels: Motivasi
Kamis, 06 Mei 2010
Complete Online Store
Posted by Satria Lobster Air TawarAmazon Associates Provides a variety of your needs from the smallest to the largest, cheapest to most expensive. Provided that you have money you can buy anything you want here. Turned much money you got? prove in the Amazon Associates.
Here are some of the list that might want to apply to your:
0 comments Labels: Marketing
10. Berlimpah Rezeki Setiap Hari
Posted by Satria Lobster Air TawarSemoga ada manfaatnya...
0 comments Labels: Motivasi
Rabu, 05 Mei 2010
Tentang Amazon Associates
Posted by Satria Lobster Air TawarNah, pas sudah sampe finish saya disuruh masukin kode html yang diberikan oleh Amazon Associates tersebut kedalam template, ya saya masukin aja. Trus, ada juga disuruhnya untuk menulis posting tentang Amazon Associates dan memasukan link Amazon Associates, ya saya tulis aja. Dan inilah jadinya, saya menulis tentang Amazon Associates dan ini linknya Amazon Associates Read More......
0 comments Labels: Monetize
9. Kesederhanaan Pangkal Kebahagiaan
Posted by Satria Lobster Air Tawar
Kutipan dari : Gede Prama Ideas
Semoga ada manfaatnya...
Syukurnya, sampai sekarang saya masih bisa menjaga jarak secara seimbang terhadap semua ini. Namun, ada satu hal yang menggoda saya untuk diulas di sini. Orang yang kaya materi, tidak sedikit yang menyesali hidupnya. Jarang berkata syukur ke Tuhan. Sejumlah kekayaan yang diwariskan orang tua mereka, kerap malah membuat kehidupan penuh perkelahian, kebencian dan perselisihan.
Tidak sedikit keluarga pewaris saham perusahaan besar, yang selama hidupnya berkelahi tiada hentinya. Ditandai oleh banyaknya segi tiga kebencian. Kecurigaan terhadap setiap anggota keluarga. Digabung menjadi satu, kekayaan yang dikumpulkan secara susah payah oleh generasi pendahulu, tidak membuat hidup lebih mudah, malah sebaliknya membuat semuanya jadi sengsara.
Memang, ada banyak sebab yang bersembunyi di balik fenomena ini. Namun, satu hal pasti, ketidakmampuan untuk hidup dan berfikir sederhana, telah membawa mereka pada lautan kehidupan yang penuh dengan tekanan.
Saya mensyukuri sekali kehidupan yang bergerak perlahan dari tataran yang sangat bawah. Ketika masih mengontrak dari satu rumah kecil ke rumah kecil yang lain, rasanya bahagia sekali kalau bisa memiliki rumah BTN. Ketika masih bergelantungan di bus kota, rasanya nikmat sekali jika bisa punya mobil. Tatkala hidup dengan makan sangat pas-pasan, selalu terbayang enaknya makan dengan daging yang memadai. Saat anak masih sekolah di sekolah negeri sederhana di pinggiran Jakarta, ada cita-cita agar mereka bisa masuk di sekolah terkemuka.
Sekarang, ketika semua itu sudah berlalu, tidak hanya rasa syukur yang teramat sering saya ucapkan ke Tuhan, tetapi kepala otomatis merunduk ketika menemui orang-orang dengan tingkatan kehidupan di bawah. Ada godaan untuk selalu menolong, bila ada kemampuan untuk melakukannya. Dan yang paling penting, pengalaman meniti tangga kehidupan dari bawah, membuat saya sering ingat akan pentingnya kesederhanaan hidup.
Seperti pernah ditulis Deana Rick dan rekan di Personal Excellence edisi Mei 1999, 'having too much can actually be a hindrance to an attitude of gratitude because, in reality, you can not appreciate what you have, if you have too much'.
Dengan kata lain, memiliki kekayaan yang terlalu banyak sering mengurangi rasa syukur. Sebab, penghargaan terhadap rezeki sering menurun sejalan dengan semakin banyaknya uang yang dimiliki.
Nah, kesederhanaan berfikir dan kesederhanaan hidup itu penting dalam konteks ini, karena ia yang bisa menjadi jembatan yang memadai antara rezeki dan keinginan. Rezeki, sebagaimana kita tahu mengenal batas-batas. Sedangkan keinginan di pihak lain seperti langit, tidak ada batasnya.
Kesederhanaan bisa menjadi jembatan dalam hal ini, karena bisa menjadi 'manajer' bagi sang diri. Ia yang memilih mana yang betul-betul perlu, dan mana yang hanya pelengkap saja. Ia yang memisahkan keinginan yang diwarnai egoisme, dengan keinginan yang perlu dipenuhi.
Kembali ke cerita awal tentang orang kaya materi yang hidupnya penuh percekcokan, mereka memang punya uang, tetapi pengalaman hidup yang langsung di atas, membuat kesederhanaan bisa menjadi barang mewah buat mereka.
Dibandingkan dengan saya yang pernah memakan sayap ayam berbulan-bulan, dan sekarang mudah sekali merasakan enaknya makan, makan Mc. Donald, Kentucky, atau malah restaurant mewah sekalipun bagi orang kaya tadi tidak pernah menimbulkan selera.
Bagi saya yang pernah mengontrak sejumlah rumah kecil kumuh dan sederhana, tinggal di rumah dengan tanah ratusan meter sudah sangat memuaskan. Tetapi bagi mereka, ini hanyalah sesuatu yang tidak perlu dihargai dan disyukuri.
Untuk ukuran manusia yang bertahun-tahun bergelantungan di bus kota, naik sedan menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Tetapi bagi anak orang kaya di atas, ia hanyalah keseharian yang biasa dan hambar.
Dengan latar belakang pendidikan SD di desa, dan anak pernah sekolah di SD negeri pinggiran Jakarta, bisa menyekolahkan anak di sekolah khusus adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Namun, bagi orang kaya di atas, ini hanyalah sebuah rutinitas tanpa rasa.
Seluruh cerita dan ilustrasi ini memperkuat argumen Deana Rick, bahwa greed and materialism block thankfullness. Keserekahan dan materi menghalangi ketulusan untuk bersyukur pada Tuhan.
Sebaliknya dengan kesederhanaan, rasa syukur, terimakasih, penerimaan bagi sang hidup, mudah sekali muncul. Saya tidak tahu, bagaimana pengalaman Anda. Namun, saya amat bersyukur pada Tuhan yang pernah membawa saya pada kelokan-kelokan kehidupan yang membuat saya sampai pada kesimpulan : 'kesederhanaanlah awal dari kebahagiaan'.
Saya mengisi prinsip ini dengan berjalan-jalan mengelilingi rumah setiap sore sambil mengucapkan terimakasih. Menggendong dan menciumi anak-anak bila ada kesempatan. Merayu istri persis seperti saat kami masih pacaran. Anda, saya kira, bisa melakukannya dengan cara Anda sendiri.
0 comments Labels: Motivasi
Selasa, 04 Mei 2010
8. Menyalakan Lilin Dalam Diri
Posted by Satria Lobster Air Tawar
Kutipan dari : Gede Prama Ideas
Semoga ada manfaatnya...
Di Hyatt Regency Bandung pada awal Desember 1998 lalu, untuk sekian kalinya saya menemukan pengalaman menantang dan penuh inspirasi ini. Sejumlah insinyur menghujani saya dengan pertanyaan tentang kualifikasi seseorang yang layak menjadi pemimpin.
Sebagaimana pernah saya tulis di lain kesempatan, dalam hubungan antarmanusia, orang lain sebenarnya cermin kita. Bila melihat muka jerawat di cermin, tentu saja yang diobati muka kita, bukan cerminnya. Hal yang sama juga berlaku bagi setiap gangguan dalam hubungan kepemimpinan. Mencari kesalahan di orang lain - kendati kadang berhasil membuahkan perubahan yang temporer - sama saja dengan mengobati jerawat di cermin.
Berdiri di atas keyakinan terakhir, setiap bentuk kualitas hubungan kepemimpinan, sangat diwarnai oleh seberapa terang 'lilin' yang ada di dalam diri sang pemimpin. Begitu lilin tadi menyala, sebagian besar permasalahan hubungan antarmanusia sudah terpecahkan.
Lady Diana, Mahatma Gandhi, Abraham Lincoln adalah sederetan pemimpin yang lilinnya menyala secara terang benderang. Dan lilin mereka demikian menerangi, karena tabungan perbuatan baiknya sudah menggunung.
Saya memang masih jauh dari kualitas yang dimiliki tiga pemimpin di atas. Bahkan, masih menyimpan banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Namun, perjalanan saya sebagai konsultan bertutur bahwa ada sejumlah langkah yang layak untuk dicermati.
Pertama, saya tidak antiego. Bahkan, banyak kemajuan didorong oleh mesin ego. Tulisan inipun ada karena sebagian didorong oleh ego. Namun, ego yang berlebihan sangat potensial mematikan lilin dalam diri kita.
Penyeimbang paling efektif dari ego adalah kebijakan. Yang terakhir ini bisa berasal dari kedewasaan, belajar dari filsafat, agama atau sumber kebijakan lainnya. Saya belajar kearifan justru dari orang-orang bawah. Tukang taman yang mengurus taman saya di rumah, satpam penjaga komplek, caddy yang mengantar saya di lapangan golf, atau supir jemputan putera-puteri saya adalah sebagian dari guru-guru kebijakan yang saya banggakan.
Betapa tidak membanggakan, mereka memberi saya kearifan, dengan uang demikian sedikit masih bisa bersukur ke Tuhan. Dengan penampilan yang sederhana, masih memiliki percaya diri berkomunikasi dengan orang lain. Dengan kerut muka hitam dan kotor, masih bisa tersenyum ke orang lain.
Lebih dari itu, karena kehidupan kerap bergerak naik turun seperti roda, saya sering diingatkan secara tidak langsung oleh mereka, bahwa sayapun bisa seperti mereka.
Kesombongan, sifat takabur, sok dan egoisme lainnya sering diobati secara sangat mujarab oleh 'guru-guru' di atas.
Kedua, dalam komunikasi, sering dikemukkan seseorang disebut berhasil bila sampai pada tataran communication with heart. Heart, kalau mau diperinci sebenarnya berasal dari kata hear dan kata art. Alias, seni mendengar. Terus terang, ada banyak sekali yang bisa diperoleh dengan menguasai seni mendengar.
Coba bayangkan sepasang suami isteri yang mempersiapkan rumah untuk arisan keluarga. Dari mengecat tembok, membersihkan rumah, membeli peralatan dan makanan sampai dengan membeli sejumlah hal yang membanggakan. Tidak sedikit dana dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu. Ini hanya sebuah ilustrasi, bahwa banyak manusia yang mau membayar mahal, hanya agar dihargai oleh orang lain. Dengan sedikit ketrampilan mendengar, Anda bisa memperoleh banyak sekali hal dari jutaan manusia yang haus penghargaan.
Ketiga, setiap orang memiliki sesuatu yang kecil bagi orang lain, namun besar artinya bagi si pemilik. Nama, putera-puteri, ulang tahun, baju, dasi, jam tangan dan masih banyak lagi yang lain, adalah sebagian dari hal kecil yang bisa memperbaiki kualitas hubungan antarmanusia.
Bayangkan bila Anda lupa dengan ulang tahun Anda hari itu, dan tiba-tiba ada kartu datang yang bertuliskan : happy birthday. Atau, bertemu dengan teman lama, dan ia ingat nama putera-puteri Anda. Atau, di tempat yang jarang dikunjungi, tiba-tiba ada orang yang memanggil nama panggilan Anda dengan nada penuh persahabatan.
Keempat, lilin dalam diri kita akan tampak terang bagi orang lain, bila kita memberikan our total body language. Bila berbicara dalam posisi berdiri, jangan lupa mengarahkan ujung kaki, dada dan muka ke lawan berbicara. Jika orang sudah bercerita hal-hal pribadi, tunjukkan empati Anda. Ajukan pertanyaan, yang bisa membuat orang semakin bangga akan dirinya.
Dan terakhir, ini mungkin sudah klise bagi Anda. Berjanjilah hanya tentang hal yang bisa dilakukan. Dan lakukan segala hal yang Anda telah janjikan.
Joseph Goldstein dan Jack Kornfield dalam The Path of Deep Meditation menulis : 'wisdom is not one particular experience, nor a series of ideas or knowledges to be collected. It is an on going process of discovery.'
Nah, dibandingkan menghafalkan keempat langkah saya di atas, jauh lebih berguna bila Anda mulai menyalakan lilin dalam diri Anda sekarang juga.
Read More......
0 comments Labels: Inspirasi, Motivasi
Senin, 03 Mei 2010
7. Orang Brengsek Guru Sejati
Posted by Satria Lobster Air Tawar
Kutipan dari : Gede Prama Ideas
Semoga ada manfaatnya...
Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit.
Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka - seperti keras kepala, menang sendiri, dll - dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.
Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.
Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit. Terutama karena beberapa alasan.
Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.
Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini) menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal. Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.
Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan. Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya. Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.
Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.
Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya menghina kita.
Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnya menunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya, kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu dengan bunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadi lebih tinggi ?
Read More......
0 comments Labels: Motivasi
Sabtu, 01 Mei 2010
6. Sekantong Tahi Sapi
Posted by Satria Lobster Air Tawar
Kutipan dari : Gede Prama Ideas
Semoga ada manfaatnya...
Bayangkan di suatu pagi, ada seorang tetangga yang memberi Anda sekantong tahi sapi. Tanpa basa basi, langsung saja kantong tadi diletakkan di depan rumah.
Bagi mereka yang sentimen dengan tetangga, mala petakalah akhir dari kejadian ini. Namun, bagi mereka yang menempatkan pemberian sebagai sebuah kemuliaan, maka tahi sapi tadi bisa menjadi awal persahabatan.
Nah, Anda dan saya juga sedang diberi tahi sapi (baca : krisis). Persoalannya, apakah krisis ini akan menjadi awal petaka atau awal kemajuan, sangat ditentukan oleh bagaimana kita menempatkan krisis.
Salah satu karya terbaik Deepak Chopra adalah Ageless Body, Timeless Mind. Di sini penyembuh ini bertutur tentang bagaimana hidup awet muda. Fundamental dalam tesis Chopra, tubuh ini terbuat dari pengalaman-pengalaman yang didagingkan (dimasukkan ke dalam tubuh).
Sebagai salah satu bukti dari tesis terakhir, Chopra mengutip pengalaman seorang Ibu yang baru menerima sumbangan jantung dari orang lain. Begitu keluar dari rumah sakit, sang Ibu meminta dua hal yang tidak pernah disukai sebelumnya : bir dan ayam goreng. Setelah diselidik, ternyata donatur jantung yang telah meninggal, memiliki hobi berat meminum bir sambil memakan ayam goreng.
Pengalaman terakhir mengingatkan saya dengan pendapat Norman Cousin yang pernah menyebut bahwa 'kepercayaan itu menciptakan biologi'. Ini berarti, garis batas antara biologi dan psikologi sebenarnya sangat dan teramat tipis - kalau tidak mau dikatakan tidak ada.
Semua ini berati, cara kita menempatkan krisis, tidak hanya terkait dengan sukses gagal di hari ini. Lebih dari itu, kita sedang mendagingkan serangkaian sistim nilai ke dalam tubuh kita. Untuk kemudian, memberi pengaruh yang amat besar ke dalam rautan wajah dan tubuh kita kemudian.
Coba cermati ciri-ciri manusia awet muda dan panjang umur sebagaimana ditemukan oleh Chopra. Dari meraup kesenangan dari kegiatan sehari-hari, menganggap hidup bermakna, yakin telah mencapai sasaran utama, menganut citra diri positif, sampai dengan optimis.
Semuanya menunjukkan upaya membadankan sistim nilai positif. Larry Scherwitz dari Universitas California pernah merekam hasil percakapan dengan 600 pria. Sepertiganya mengidap penyakit jantung, dan sisanya sehat-sehat saja. Scherwitz menemukan, pria yang menggunakan kata ganti 'saya' lebih banyak dari rata-rata orang, mempunyai resiko kena serangan jantung lebih tinggi.
Pengalaman saya juga menunjukkan hal yang sama. Dari ratusan eksekutif yang pernah dikumpulkan karangannya, mereka yang otoriter, egois dan mau menang sendiri, menggunakan kata ganti 'saya' jauh lebih banyak dibandingkan yang lain. Chopra juga menemukan hal yang mirip, angka kematian karena kanker dan penyakit jantung terbukti lebih tinggi diantara orang yang mengalami jiwa murung, dan lebih rendah diantara orang yang mempunyai maksud yang tegas serta jiwa yang sehat.
Dari penemuan-penemuan semacam ini, Scherwitz merekomendasikan untuk semakin membuka hati kepada orang lain. Salah seorang responden Scherwitz yang umurnya sudah tua namun memiliki jantung yang amat sehat berargumen : 'seseorang yang terbuka dan penuh cinta akan menua dengan baik'.
Nah, lebih dari sekadar terbuka terhadap orang lain, kita juga memerlukan keterbukaan dalam memandang kehidupan. Persis seperti kasus tetangga yang memberi sekantong tahi sapi. Keterbukaan dan kesediaan untuk mencintai, membuat semua kejadian kehidupan - dari dapat tahi sapi sampai dengan berlian - menjadi penuh dengan warna keindahan.
Egoisme - sebagaimana tercermin dari banyaknya penggunaan kata saya - memang tidak selalu buruk. Namun, ia kerap membadankan serangkaian nilai, yang membuat badan ini cepat tua, lapuk serta rentan penyakit.
Meminjam hasil sebuah penemuan di dunia kedokteran, kemanapun perginya fikiran, senantiasa ada bahan kimia yang menyertainya. Atau keadaan-keadaan mental yang murung dirubah menjadi bahan-bahan kimia yang menimbulkan penyakit. Demikian juga sebaliknya.
Belajar dari semua ini, dibandingkan dengan mengumpat dan memaki tahi sapi yang bernama krisis, saya mendidik diri untuk menempatkan krisis sebagai 'pupuk'-nya kehidupan.
Beberapa periode lalu, RUPS sebuah perusahaan besar menunjuk saya sebagai direktur SDM. Awalnya, tentu saja ini sebuah berkah yang dirayakan oleh keluarga saya. Sebab, sebelah kaki menjadi manusia bebas (konsultan, penulis dan pembicara publik) namun mengalami siklus keuangan yang naik turun, sebelah kaki jadi eksekutuf puncak dengan siklus keuangan yang pasti dan menjanjikan.
Sayangnya, saya kehilangan dua kemewahan : menjadi raja bagi waktu, dan kemewahan hanya memberi saran tanpa perlu memantau pelaksanaan dan tanggungjawab.
Akibat dari kehilangan ini, saya sempat mengalami gejala insomnia (susah tidur). Belakangan, setelah membuka-buka lagi khasanah tentang fikiran yang memproduksi bahan kimia dalam tubuh, semua ini saya rombak secara perlahan. Belum sempurna memang ! Yang jelas, ritme tidur saya sudah kembali ke sedia kala.
Kembali ke cerita awal tentang sekantong tahi sapi, Anda dan saya setiap hari ada yang membawakan 'tahi sapi'. Mirip dengan tahi sapi, kita tidak bisa merubah kehidupan. Akan tetapi, kita bisa merubah diri bagaimana mesti melihat dan menempatkan kehidupan.
Sadar akan penemuan bahwa keyakinan memproduksi biologi, saya memilih untuk melihat segi positif dari tahi sapi. Terserah Anda !.
Read More......
0 comments Labels: Motivasi